6 Kebudayaan Suku Jawa Turun Temurun di Indonesia

6 Kebudayaan Suku Jawa Turun Temurun di Indonesia – Kebudayaan Jawa Tengah tak bisa lepas dari sejarah masa lalu ketika dulu di wilayah ini berdiri sejumlah kerajaan. Keberadaannya banyak dipengaruhi kebudayaan Jawa atau Kejawen. Kebudayaan Jawa Tengah sebagian besar berasal dari suku Jawa yang mayoritas mendiami daerah ini. Sumber kebudayaan banyak berasal dari kerajaan yang berdiri pada masa lalu, seperti Kerajaan Mataram Hindu, Kerajaan Mataram Buddha, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, Keraton Kartasura, Keraton Kasunanan Surakarta, dan Pura Mangkunegaran.

Bahkan sampai kini, Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran di Kota Solo masih ada. Keberadan keduanya menjadi salah satu pusat kebudayaan di Jawa Tengah. Selain itu, di wilayah Provinsi Jawa Tengah juga terdapat kebudayaan Jawa Pesisir dan Banyumasan. Kebudayaan Jawa Pesisiran berkembang di daerah pantai, terutama pantai utara (Pantura). Kebudayaan ini banyak dipengaruhi kebudayaan Islam. Sedangkan kebudayaan Banyumasan merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa, Sunda dan Cirebon.

Baca Juga : 6 Tradisi Budaya Suku Sunda Berjalan Turun Temurun

Upacara Tradisional

Upacara tradisional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan Jawa Tengah. Upacara tradisional di Jawa Tengah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu upacara yang berhubungan dengan daur hidup dan upacara yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat dalam lingkungannya.

Bahasa Daerah

Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan Jawa Tengah yang paling menonjol. Penduduk Jawa Tengah mayoritas adalah suku Jawa. Bahasa Jawa dipakai dalam aktivitas sehari-hari. Bahasa Jawa juga memiliki jenis huruf sendiri yang dinamakan huruf Jawa (Honocoroko).

Selain itu, ada keanekaragaman bahasa Jawa yang berkembang karena perbedaan dialek yang terbagi dua klasifikasi, yaitu dialek daerah dan dialek sosial. Dialek daerah didasarkan atas wilayah, karakter dan budaya setempat. Sedangkan dialek sosial didasarkan pada status sosial pemakainya. Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut daerah asal pemakainya. Dialek juga disebut logat atau aksen.

Rumah Adat

Rumah adat dalam kebudayaan Jawa Tengah dikenal terdapat beberapa jenis. Rumah adat Jawa Tengah dibedakan menurut bentuk atapnya terdapat lima jenis, yakni limasan, joglo atau tikelan, panggangpe, kampung, dan tajug. Susunan rumah adat tradisional Jawa Tengah terdiri atas beberapa bagian, di antaranya pintu gerbang, pendopo, pringgitan, dalem, gandhok, dapur.

Tari Tradisional Jawa Tengah

Kebudayaan Jawa Tengah selanjutnya adalah tari tradisional yang terdiri atas tarian keraton dan tarian rakyat. Jenis tarian keraton berasal dari lingkungan keraton. Sedangkan tarian rakyat dipergelarkan dalam upacara-upacara adat. Contoh tarian yang terkenal yaitu Tari Bedhaya dari Keraton Kasunanan Surakarta. Sedangkan tarian rakyat salah satunya adalah tari Dolalak.

Kerajinan Tradisional Jawa Tengah

Kebudayaan Jawa Tengah berikutnya adalah kerajinan tradisional yang memiliki berbagai bentuk seni kerajinan rakyat, diantaranya ukiran, batik, mebel, kerajinan perunggu, gerabah, gamelan, dan keramik. Kerajinan batik menjadi yang paling terkenal di Jawa Tengah dengan pusat di Kota Solo dan Pekalongan. Selain itu juga terdapat kerajinan ukir dari Kabupaten Jepara yang sudah mendunia.

Pakaian Adat Tradisional

Kebudayaan Jawa Tengah tak bisa lepas dari pakaian adat tradisionalnya. Terdapat berbagai macam pakaian adat, di antaranya jawi jangkep, kebaya. kanigaran, batik, pangsi, surjan, beskap, dan basahan. Pakaian adat Surakarta yang menjadi simbol atau identitas pakaian adat di Provinsi Jawa Tengah. Pakaian adat Jawa Tengah dikelompokkan menjadi dua, yaitu pakaian untuk bangsawan (kerabat keraton) dan pakaian untuk rakyat biasa. Pakaian adat daerah Jawa Tengah untuk upacara pernikahan dikenal dengan nama Jawi jangkep untuk pria dan kebaya untuk perempuan. Masyarakat Jawa Tengah juga menggunakan pakaian adat berupa baju batik dan kain jarik yang dipakai pada saat upacara adat.