10 Keunikan Budaya dan Tradisi di Indonesia

10 Keunikan Budaya dan Tradisi di Indonesia – Pasti sudah tahu kalau Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak etnis, suku, dan kepercayaan. Jadi nggak salah kalau dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda tiap daerah. Tradisi-tradisi ini masih dijaga hingga sekarang, jadi Anda tetap bisa melihat bagaimana tradisi ini hidup berdampingan dengan masyarakat.

Tradisi unik yang ada di Indonesia sangat beragam. Hal itu karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan kepulauan terbesar di dunia menjadikan Indonesia negara yang memiliki banyak kebudayaan dan tradisi. Bicara mengenai tradisi, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda. Tradisi ini sudah menjadi budaya turun menurun dari para nenek moyang sebelumnya yang diwariskan kepada anak cucu bangsa.

Gigi Runcing Suku Mentawai – Kalimantan

Bagi suku Mentawai wanita yang cantik harus memenuhi tiga kriteria. Pertama, telinganya yang panjang. Kedua, tubuhnya dihiasi titi atau tato. Ketiga, giginya yang runcing. Tradisi untuk meruncingkan gigi ini diyakini akan menambah kecantikan sang wanita.

Baca Juga :  7 Keunikan dari Kebudayaan Suku Minahasa

Tradisi Adu Betis – Sulawesi Selatan

Di Indonesia yang sebagian besar masyrakatnya adalah petani mempunyai banyak tradisi untuk mensyukuri musim panen. Salah satunya di Dusun Paroto, Desa Sanaeko, Barebbo, Bone, Sulawesi Selatan yang melakukan tradisi adu betis. Unik bukan? Tradisi ini dilakukan lewat permainan Malanca. Intinya para pemuda harus mengeluarkan kekuatannya agar bisa mengikuti tradisi adu betis ini.

Tabuik – Sumatera Barat

Tabuik adalah bahasa Arab yang memiliki arti kata tabut atau mengarak. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat di Pantai Barat, Sumatera Barat yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara tabuik ini digelar setiap hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Upacara tradisi ini menjadi simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhdapat cucu Nabi Muhammad SAW.

Bakar Tongkang – Riau

Etnis Tionghoa yang menetap di Bagansiapiapi, Riau selalu mengadakan ritual bakar tongkak yang dilaksanakan setiap bulan Juli. Menurut kepercayaan ritual ini sudah dilakukan oleh leluhur mereka dengan tujuan bertekad untuk tidak kembali ke tempat asal. Makna lainnya adalah upacara peringatan dewa laut Ki Ong Ya dan Tai Su Ong yang digambarkan sebagai dewa dua sisi.

Brobosan – Jawa

Brobosan yang mempunyai arti menerobos ini dilakukan ketika upacara kematian. Sebelum jenazah di bawa ke kuburan, biasanya para keluarga terdekat melakukan tradisi brobosa. Hal ini dipercaya agar keluarga yang ditinggalkan melupakan kesedihan dan menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang.

Seba – Banten

Suku Baduy dikenal luas sebagai suku yang menutup diri dari dunia luar dan masih mempertahankan kearifan lokal nenek moyang di era modern ini. Meski begitu, ada kalanya ribuan orang Baduy keluar dari desa dan berjalan kaki hingga hampir 100 kilometer untuk memberikan hasil panen kepada Ibu Gede dan Bapak Gede yang bertempat di kota Serang. Yang dimaksud dengan “Ibu dan Bapak Gede” adalah Bupati Lebak dan Gubernur Banten. Tradisi Seba ini dilakukan oleh Suku Baduy untuk menjaga persaudaraan serta wujud ungkapan syukur kepada pemerintah setempat layaknya sebuah upeti yang diberikan pada kerajaan.

Ma’nene – Toraja, Sulawesi Selatan

Warga di Kabupaten Toraja memiliki sebuah ritual unik yang diberi nama Ma’Nene. Ritual yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk berkunjung ke Tana Toraja ini dilakukan dengan cara mengeluarkan jasad anggota keluarga dari pemakaman, lalu jasad tersebut dibersihkan dan diganti pakaiannya. Tak jarang jasad-jasad ini dibalut dengan rangkaian pakaian yang lengkap dari mulai jas untuk jasad pria, serta gaun untuk jasad perempuan. Ritual unik yang dilaksanakan tiap tiga tahun sekali ini memiliki makna akan pentingnya menjaga hubungan kepada sesama anggota keluarga, bahkan dengan anggota keluarga yang sudah terlebih dahulu meninggal dunia.

Grebeg Syawal – Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terkenal akan kepiawaiannya menjaga kebudayaan leluhur secara turun-temurun, Grebeg Syawal salah satunya. Grebeg Syawal yang digelar setiap 1 Syawal merupakan wujud syukur Sultan atas hadirnya Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan lamanya menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan. Perayaan tersebut berlangsung dengan cara mengarak Gunungan Kakung dan Gunungan Putri yang tersusun dari sayuran dan hasil bumi lainnya. Gunungan ini adalah simbol sedekah Sultan kepada rakyatnya. Acara ini cukup unik dan membangun rasa kebersamaan karena masyarakat diperbolehkan untuk berebut Gunungan yang dipercaya membawa berkah dan kesejahteraan bagi yang mendapatkannya.

Bau Nyale – Nusa Tenggara Barat

Mencari ikan di laut tentu merupakan hal yang sudah biasa. Namun, bagaimana jika ada sebuah tradisi mencari cacing di laut? Tradisi Bau Nyale merupakan tradisi masyarakat Sasak Lombok di mana masyarakat sekitar berupaya menangkap Nyale atau cacing laut warna-warni di pantai selatan Lombok. Tradisi tahunan ini diselenggarakan setiap tanggal 20 pada bulan ke 10 berdasarkan penanggalan masyarakat Sasak. Masyarakat Lombok percaya bahwa Nyale yang mereka cari merupakan jelmaan Putri Mandalika, seorang putri berparas cantik yang berkaitan erat dengan legenda Lombok Tengah.

Ritual Tiwah – Kalimantan Tengah

Di Kalimantan Tengah terdapat tradisi khusus yang dilakukan untuk orang yang sudah lama meninggal. Upacara Tiwah ini biasa dilakukan oleh suku Dayak untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah yang disebut Sandung. Ritual ini bertujuan untuk meluruskan perjalanan arwah menuju Lewu Tatau atau surga. Selain itu ritual unik ini juga bertujuan untuk melepaskan kesialan bagi keluarga yang sudah ditinggalkan.